Denews.id Soppeng-Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, begitu pula dengan perjuangan para jurnalis di Kabupaten Soppeng yang kerap menghadapi kenyataan hidup jauh dari harapan.
Di tengah idealisme menjalankan tugas jurnalistik, kondisi sebagian pewarta di daerah ini dinilai sangat memprihatinkan.
Ketua Lembaga Pemantau Korupsi dan Aparatur Negara (LSM LPKN), Alfred Surya Putra Panduu, angkat bicara terkait kesenjangan yang terjadi di kalangan insan pers di Kabupaten Soppeng.
Menurutnya, ada pewarta yang hidup dalam kemakmuran karena kedekatannya dengan penguasa, namun ada pula yang berjuang keras di tengah keterbatasan karena sikap kritisnya terhadap kebijakan pemerintah.
“Fenomena ini sangat disayangkan. Ada indikasi pilih kasih terhadap pewarta, bahkan diduga ada "Si penjilat"yang memperoleh proyek dari pihak penguasa.Sementara mereka yang bersuara kritis justru terpinggirkan,” kata Alfred pada Senin (10/11).
Ia menambahkan, kondisi seperti ini dapat mencederai nilai-nilai kebebasan pers dan independensi media di Soppeng.
"Ironisnya, mereka (penjilat red) muncul dengan statement menggelikan, menuduh wartawan Kritis tanpa data,"jelas Alfred.
Kendati demikian, ia juga menyoroti dengan munculnya statement yang menyatakan apresiasi ke sang penguasa padahal itu tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Karena itu, pihaknya mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memeriksa seluruh kegiatan proyek khususnya proyek swakelola yang terkesan di pihak ketigakan.
“Saya berharap APH tidak tebang pilih dalam menegakkan hukum. Semua pihak baik oknum wartawan yang terlibat baik proyek swakelola maupun penunjukan harus diperiksa secara objektif dan profesional,” tegasnya.
Alfred juga mengingatkan para pewarta agar tetap menjunjung tinggi etika dan integritas dalam menjalankan profesinya, serta tidak terpengaruh oleh kepentingan politik maupun kekuasaan.(*)
