Denews.id Soppeng-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai pro dan kontra setelah ditemukan berbagai permasalahan dalam penyajiannya , mulai dari buah, nasi dan lauk pauknya.
Misal, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 30 Paowe, Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan menuai kritikan.
Sebab, porsi makanan yang dibagikan kepada siswa diduga tidak sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, setiap porsi makanan dalam program MBG seharusnya bernilai total Rp15.000, yang terdiri dari makanan Rp 10.000, biaya operasional Rp 3.000 dan sewa alat Rp 2.000 ribu rupiah.
Lantas , siapa yang diuntungkan dan dibuntungkan atas program MBG yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ?.
Ketua LSM Pelita Keadilan, Nur Alam menegaskan bahwa haram hukumnya mengurangi porsi makanan demi keuntungan pribadi.
Ia menilai tindakan pengurangan porsi atau kualitas makanan dalam program MBG sebagai bentuk penyimpangan yang tak bisa ditoleransi.
Terkait itu, pihaknya mendorong pemerintah dan dinas terkait segera melakukan audit terhadap pengelolaan program Makanan Bergizi Gratis di wilayah tersebut.
“Jangan ada celah untuk praktik korupsi yang merugikan anak-anak kita,"kata Nur Alam kepada wartawan pada Kamis (18/9).
Sementara Kepala Sekolah SDN 30 Paowe, Muhammad Aris, membenarkan soal porsi makanan yang diterima siswanya.
“Ya itu porsi makanan di sekolah. Tapi masalah takaran atau jumlah rupiahnya,saya tidak paham. Nasukaji anak-anak,” jelas Aris dikutif dari media Okitanews.(*)